.....musim pantun datang lagi....

.....lama x dapat pantun..
ha ,hari ni jom kita berbalas.....
kalau x kena...buat2 macam okay ajelah ..
hik hik hik..
....................................................................................................................................................

akar beringin tidak berbatas,
cuma bersilang paut di tepi;
biduk ku lilin layarnya kertas,
seberang laut berapi.

cuma bersilang paut di tepi,
hendak ku seri tanpa cahaya;
biar seberang lautan berapi,
hangus tiada jika takdirnya.

nasi di tanak si anak jawa,
buat bekalan pergi ke ladang,
sambil memetik pauh di kuala;
kenangan lalu mengusik di jiwa,
mulut menyebut hati mengenang,
sudikah dia turut  menyapa?

Anak India,anak Cina,
berbekal ketupat pergi berdagang,
sambil mencari halwa telinga;
kenangan lalu mengusik di jiwa,
mulutku  menyebut hatiku  terkenang,
tak sedar terbit si air mata.....


jauh sungguh ke Indragiri,
bawa muatan untuk berdagang,
jauh sudahkah rasa di hati,
patah sudahkah dahan berpegang?

pohon cempaka pohon meranti,
daunnya lebat meliputi dahan,
kasih dan sayang tersemat di hati,
selagi hayat di kandung badan.

bawa muatan naik pedati,
untuk di bawa ke pekan Rawa,
bukan kerana rajuk di hati,
cuma sekadar resah di jiwa.

naik pedati ke pekan Rawa,
mari lalu di atas titi,
tak kan timbul resah di jiwa
jika tak di ikut rajuk di hati.

mari lalu di atas titi,
sambil membawa si pucuk paku,
tidak sekadar resah di hati,
gelisah rasa menanggung rindu.

ke pekan sari mencari labu,
cari bersama santan dan serai,
resah gelisah menanggung rindu,
mengapa di simpan tidak di lerai?

cari bersama santan dan serai,
untuk di gulai bersama tenggiri,
bagaimana cara hendak ku lerai,
bagai meniti di bara api.

untuk di gulai bersama tenggiri,
mari di makan di hari petang,
kalau sungguh hajat di hati,
bara di genggam menjadi arang.

bagai cencaru makan petang,
anak haruan bermain umpan,
bisa ku genggam menjadi arang,
agar diri tidak kempunan.

anak haruan bermain umpan,
main bersama si anak kelah,
terkesan di hati dengan sumpahan,
itulah perjuangan warisan Hang Tuah.

main bersama si anak kelah,
biar umpan di makan limbat,
bukan sekadar setia si Tuah,
teguh di kota bagai si Jebat.

biar umpan di makan limbat,
usah di simpan di bawah meja,
setia si Tuah bersama teguh si Jebat,
tidak di lupa pengorbanan si Teja.

........................................................................................................................................................


Ha ha ha ha...
terima ajelah...
***buat malu orang Melaka mamaijat ni..
berterabur....
yang penting,jawab..jgn x jawab..
kan 'd'.....